Langsung ke konten utama

Aktivis yang Bingung

Oleh: Tiara Lst

(Ketua KOPRI PMII STAI Haji Agus Salim Cikarang)

Didalam hidup kita seringkali menjumpai hari yang terang benderang. Terang benderang dalam menunjukkan sejauh mana kita dapat komitmen terhadap sebuah nilai-nilai. Sebuah sikap dan tindakan adalah representasi dari nilai-nilai yang selama ini dipegang.

Meski kita tidak bisa menafikkan bahwa hidup memang tidak terlepas dari sebuah kepentingan. Namun sebagai insan yang insyaf dan sadar, seharusnya kita mempunyai sebuah sikap bahwa kepentingan seperti apapun jenisnya, hendaklah tidak meluruhkan sebuah nilai-nilai.

Kesepakatan jenis apapun, tidak serta merta membuat kita menyalahi produk hukum tertinggi dan inkonsisten terhadap komitmen.

Selama ini kita selalu diajarkan dan dengan lantang mengajarkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran.

Berbicara tentang kebenaran tentunya memang memiliki parameter yang berbeda, sebab kebenaran itu sangat subjektif dan tidak ada satupun yang bersifat mutlak. Namun sebagai manusia yang berpikir, seharusnya dapat memahami bahwa kebenaran tidak akan pernah menabrak landasan hukum.

Tapi nyatanya idealisme hanya terletak pada lisan.

Kata 'lawan' hanya terlontar ketika ada kepentingan yang menguntungkan individual dan komunal.

Sebagai aktivis yang bingung dengan arah gerak, cenderung tak punya sikap dan pendirian, seharusnya rasa malu akibat tak mampu menjunjung nilai-nilai itu lebih besar membingkai dari pada teriakan suara nyaring perjuangan yang nyatanya tak betul-betul murni untuk membela hidup orang lain. Nyatanya selama ini sebagian aktivis berjuang tak betul-betul untuk memperjuangkan manusia lain yang kehilangan haknya. Bagaimana mungkin tulus memperjuangkan hak orang lain jika hak yang dihilangkan dihadapannya sendiri di diamkan. Sementara diam adalah ungkapan persetujuan. Namun sangat disayangkan, hal yang disetujui adalah legitimasi dari sebuah kesalahan menjadi pembenaran.

Baik, saya melupakan suatu hal. Aktivis yang bingung takkan berjuang jika tak menguntungkan.

Terakhir, ingin kusampaikan bahwa aku tidak pernah malu jika ditertawakan karna hanya sendirian dalam memperjuangkan kebenaran. Jika ada 100 orang yang memperjuangkan kebenaran, akan kupastikan aku ada didalamnya. Jika ada 10 orang yang memperjuangkan kebenaran, aku pun ada didalamnya. Namun, jika hanya ada 1 orang memperjuangkan kebenaran, akulah orangnya.


Cikarang, 30 Januari 2022

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Hukum Acara Perdata (M. Yahya Harahap, S.H.)

Nama: Abdul Rozzaq Annur Kurniawan Syawal  Prodi: Hukum Ekonomi Syariah  Judul buku : Hukum Acara Perdata Penulis : M. Yahya Harahap,S.H. Tebal buku : 1018 halaman Tahun terbit : 2019 Buku ini menjelaskan semua poin-poin penting yang harus seseorang ketahui ketika sedang mempelajari hukum acara perdata, di dalamnya memuat hal-hal penting dan buku ini bisa menjadi refrensi penunjang bagi para penggiat ataupun mahasiswa yang akan menjadi atau memiliki gelar Sarjana Hukum {S.H}. Dalam buku ini terdapat 17 bab dengan pembahasan nya tersendiri, pembagian nya antara lain, yaitu : ruang lingkup suara khusus, gugatan permohonan atau gugatan voluntair, ruang lingkup permasalahan gugatan kontentiosa, masuknya pihak ketiga dalam proses perkara yang sedang berjalan, lingkup gugatan citizens lawsuit, preejudicieel geschil, gugatan perwakilan kelompok, kekuasaan mengadili, tatacara pengadilan dan proses mendahuluinya, putusan akta perdamaian dalam rangka sistem mediasi, penyitaan, proses ac...

Aku Juga Ingin Bahagia Seperti Mereka yang Memiliki Seorang Ayah dan Ibu

Cerpen By : Selvi Nidia Rizki (anggota PMII Stai Has) Di sebuah desa yang terhimpit kota, hiduplah seorang anak bernama Maryam. Maryam adalah gadis kecil yang ceria, namun di balik senyumannya yang manis, Maryam menyimpan kesedihan yang mendalam. Sejak kecil, Maryam tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah dan Ibu. Maryam tinggal bersama nenek, neneknya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Maryam, namun kehilangan sosok ayah dan ibu terasa seperti lubang besar di hatinya yang sulit diisi. Setiap pagi Maryam melihat teman-temannya pergi ke sekolah diantar oleh ayah mereka. Saat waktu istirahat, ia melihat mereka bermain dan bercerita tentang ayah dan ibu masing-masing dengan penuh kebanggaan, Maryam hanya bisa tersenyum tipis, menyembunyikan rasa iri dan kesedihan yang menyelinap di hatinya. Suatu hari, di sekolah guru Maryam meminta semua murid untuk menggambar keluarga mereka, anak-anak dengan riang menggambar ayah, ibu, dan saudara-saudara mereka. Namun, Rani hanya menggambar ia ...

Ayat – Ayat Gender (SIG : Kelompok 2)

RTL SEKOLAH ISLAM GENDER PK PMII STAI HAS 2024 Penulis: 1. Muhammad Zaenal 2. Dewi Supraba 3. Mela Salsabila 4. Rahma Amalia PENDAHULUAN Istilah gender mulai popular pada pertengahan abad ke-20, yaitu pada tahun 1977 M. Di dalam Women‟s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep  kultural yang berupaya membuat pembedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan  karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Isu gender membuat ruang gerak perempuan tidak seluas laki-laki dalam kehidupan  bermasyarakat ataupun kehidupan berumah tangga. Perempuan sering digolongkan sebagai makhluk nomor dua setelah laki-laki, baik itu diranah domestik ataupun public yang termasuk dalam ranah keluarga, pendidikan, politik, ataupun ketenagakerjaan. Hal itu sudah menjadi bentuk pemikiran yang sudah tertanam sejak lama pada kultur budaya masyarakat atau bisa disebut dengan budaya patriarki.  Adanya perbedaan antar...