Langsung ke konten utama

Keutamana Khataman atau Tadarus Al-Qur’an di Bulan Suci Ramadan Bagi Masyarakat Muslim

 


Oleh : Abdul Rozzaq Annur Kurniawan Syawal
(Anggota PMII STAI Haji Agus Salim)

    Tradisi khataman atau tadarus  Al-Qur’an di bulan Ramadhan merupakan salah satu  hadis yang menekankan pada praktik keagamaan yang diaktualisasikan oleh masyarakat muslim tertentu. Masyarakat meyakini bahwa khataman Atau Tadarus  Al-Qur’an di bulan Ramadhan termasuk bagian dari syari’at Islam. Tradisi khataman Atau Tadarus  Al-Qur’an ini telah berlangsung sejak lama.

Tradisi khataman Atau Tadarus  Al-Qur’an di bulan Ramadhan dianggap sesuai dengan ajaran-ajaran ulama salaf dan ajaran ahlu al-sunnah wa al-jama’ah. Sebagaimana sejalan dengan hadis Nabi yang secara gamblang dan jelas dipraktikkan oleh para sahabat-sahabat Nabi dan dijadikan pula dasar oleh generasi berikutnya. Uniknya, sadar maupun tidak masyarakat muslim generasi berikutnya tidak banyak mengetahui atau mengenal hadis sebagai landasan praktik tradisi khataman Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Tradisi khataman Al-Qur’an pada bulan Ramadhan antisias masyarakat meningkat.

Waktu pelaksanaan Khataman Atau Tadarus Al-Qur’an di Masjid atau Mushola Setempat dimulai selepas shalat tarawih sampai sekitar pukul 21.00 WIB Sampai 22.30 WIB.  Setelah itu dilanjutkan dengan doa, khataman ini dimulai dari malam pertama Ramadhan sampai dengan malam terakhir. Masing-masing dari masyarakat  Mushola atau Masjid dan pengajian

Sejatinya, nash-nash hadis yang relevan dengan kegiatan khataman Atau Tadarus Al-Qur’an atau keutamaan membaca Al-Qur’an secara umum banyak dijumpai. Hal ini menerangkan bahwa legalitas khataman atau Tadarus tidak perlu dipertanyakan lagi. Bahkan jika dicermati secara mendalam, tradisi khataman Atau Tadarus sudah menjadi kebiasaan Nabi dan para sahabat. Nillai-nilai dan keutamaannya sering disampaikan Nabi. Contoh tentang hadis keutamaan khataman adalah yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas r.a., beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW.

Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dijelaskan:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ : الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ - قَالَ : وَمَا الْحَالُّ الْمُرْتَحِلُ؟ قَالَ الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ الْقُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

“Wahai Rasulullah, amalan apa saja yang sangat dicintai Allah?”

Nabi menjawab, “al-hall wa al-murtahil.”

Orang tersebut kembali bertanya, “Apa itu al-hall wa almurtahil?”

Nabi menjawab, “Orang yang membaca al-Qur’an dari awal hingga akhir (khatam). Setiap kali khatam, dia mengulang kembali dari awal.” (HR. Tirmidzi)

Hadis di atas menjelaskan bahwa Nabi sangat menganjurkan sikap istimrar, yaitu kontinyu dan berkelanjutan saat umatnya khatam Al-Qur’an dengan cara memulai dan mengulangi kembali membaca Al-Qur’an dari awal sampai khatam. Secara tidak langsung hadis ini memberikan pemahaman bahwa umat Islam dianjurkan untuk senantiasa menghadirkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengkhatamkan al-Qur’an dan senantiasa mengulang-ulang kembali bacaannya. Oleh karena itu, tradisi khataman sangat dicintai oleh Allah. Adapun hadis keutamaan mengkhatamkan al-Qur’an di bulan Ramadhan telah dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ’alaihi wa salam.

Dari Abu Hurairah r.a:

 

أن جبريل كان يعْرضُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ كُلَّ عَامٍ مَرَّةً ، فَعرضَ عَلَيْهِ مَرَّتَيْنِ فِي الْعَامِ الَّذِي قُبِضَ فيه

Artinya: “Dahulu Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi shalallahu ‘alayhi wa sallam setiap tahun sekali (pada bulan ramadhan). Pada tahun wafatnya Rasulullah shalallahu ‘alayi wasallam Jibril mendatangi dan mengajarkan Al-Qur’an kepada beliau sebanyak dua kali (untuk mengokohkan dan memantapkannya)” ( HR. Bukhari no. 4614)


Keutamaan Membaca dan Khatamkan Al-Qur'an


Merujuk pada sumber yang sama, berikut merupakan keutamaan membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an:

1. Didoakan Malaikat
Salah satu keutamaan mengkhatamkan Al-Qur'an ialah didoakan oleh para malaikat, ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi, berikut bunyinya:

Dari Abdah berkata: "Jika seseorang mengkhatamkan Al-Qur'an pada siang hari, maka malaikat akan mendoakannya hingga sore hari, dan jika dia menyelesaikannya ketika malam, maka malaikat akan mendoakannya hingga Subuh," (HR Ad-Darimi).

2. Doanya Mustajab
Keutamaan lainnya dalam mengkhatamkan Al-Qur'an niscaya doanya akan mustajab. Berikut haditsnya sebagaimana dinukil dari Kitab Fadhail Al-Qur'an tulisan Al-Qasim Ibn As-Ssalam dan Ibn Ad-Dharris,

Abdullah bin Masud berkata: "Siapa yang mengkhatamkan Al-Qur'an maka doanya mustajab,"Imam At-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Barang siapa yang selesai melaksanakan salat fardhu, maka baginya doa yang
mustajab, dan barang siapa yang selesai membaca Al-Qur'an maka baginya juga doa yang mustajab," (HR At-Thabrani).

3. Mendapat Rahmat
Mujahid, Abdah bin Abi Lubabah dan sebagian yang lainnya mengatakan
bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Jika khataman Al-Qur'an turunlah rahmat ketika itu, atau rahmat akan hadir ketika ada khataman Al-Qur'an,"

4. Diangkat Derajatnya oleh Allah SWT
Mengutip dari Buku Pintar Al-Qur'an oleh Abu Nizhan, keutamaan membaca dan mengkhatamkan Al-Qur'an selanjutnya ialah diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Umar bin Khattab RA berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

"Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al-Qur'an), dengannya pula Allah akan merendahkan kaum yang lain," (HR Muslim).

5. Amalan yang Paling Dicintai Allah
Khatam Al-Qur'an adalah amalan yang paling dicintai Allah SWT. Ibnu Abbas RA berkata bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Muhammad,

"Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?" Beliau
menjawab, "Al-hal wal murtahal," Orang ini bertanya lagi, "Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?", Beliau menjawab, "Yaitu yang membaca Al Qur'an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai, ia mengulanginya lagi dari awal," (HR Tirmidzi).

6. Sebagai Syafaat pada Hari Kiamat
Dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah Al-Qur'an sebab Al-Qur'an akan datang pada hari kiamat sebagai
sesuatu yang dapat memberikan syafaat (pertolongan) kepada orang-orang yang mempunyainya," (HR Muslim).

Dengan tradisi Khataman atau tadarus Al-Quran ini diharapkan masyarakat dan warga setempat meningkat Dalam beribadah di bulan suci Ramadhan. Semoga tradisi ini dilanjutkan sampai dari generasi ke generasi selanjutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Hukum Acara Perdata (M. Yahya Harahap, S.H.)

Nama: Abdul Rozzaq Annur Kurniawan Syawal  Prodi: Hukum Ekonomi Syariah  Judul buku : Hukum Acara Perdata Penulis : M. Yahya Harahap,S.H. Tebal buku : 1018 halaman Tahun terbit : 2019 Buku ini menjelaskan semua poin-poin penting yang harus seseorang ketahui ketika sedang mempelajari hukum acara perdata, di dalamnya memuat hal-hal penting dan buku ini bisa menjadi refrensi penunjang bagi para penggiat ataupun mahasiswa yang akan menjadi atau memiliki gelar Sarjana Hukum {S.H}. Dalam buku ini terdapat 17 bab dengan pembahasan nya tersendiri, pembagian nya antara lain, yaitu : ruang lingkup suara khusus, gugatan permohonan atau gugatan voluntair, ruang lingkup permasalahan gugatan kontentiosa, masuknya pihak ketiga dalam proses perkara yang sedang berjalan, lingkup gugatan citizens lawsuit, preejudicieel geschil, gugatan perwakilan kelompok, kekuasaan mengadili, tatacara pengadilan dan proses mendahuluinya, putusan akta perdamaian dalam rangka sistem mediasi, penyitaan, proses ac...

Aku Juga Ingin Bahagia Seperti Mereka yang Memiliki Seorang Ayah dan Ibu

Cerpen By : Selvi Nidia Rizki (anggota PMII Stai Has) Di sebuah desa yang terhimpit kota, hiduplah seorang anak bernama Maryam. Maryam adalah gadis kecil yang ceria, namun di balik senyumannya yang manis, Maryam menyimpan kesedihan yang mendalam. Sejak kecil, Maryam tumbuh tanpa kehadiran seorang ayah dan Ibu. Maryam tinggal bersama nenek, neneknya selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Maryam, namun kehilangan sosok ayah dan ibu terasa seperti lubang besar di hatinya yang sulit diisi. Setiap pagi Maryam melihat teman-temannya pergi ke sekolah diantar oleh ayah mereka. Saat waktu istirahat, ia melihat mereka bermain dan bercerita tentang ayah dan ibu masing-masing dengan penuh kebanggaan, Maryam hanya bisa tersenyum tipis, menyembunyikan rasa iri dan kesedihan yang menyelinap di hatinya. Suatu hari, di sekolah guru Maryam meminta semua murid untuk menggambar keluarga mereka, anak-anak dengan riang menggambar ayah, ibu, dan saudara-saudara mereka. Namun, Rani hanya menggambar ia ...

Ayat – Ayat Gender (SIG : Kelompok 2)

RTL SEKOLAH ISLAM GENDER PK PMII STAI HAS 2024 Penulis: 1. Muhammad Zaenal 2. Dewi Supraba 3. Mela Salsabila 4. Rahma Amalia PENDAHULUAN Istilah gender mulai popular pada pertengahan abad ke-20, yaitu pada tahun 1977 M. Di dalam Women‟s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep  kultural yang berupaya membuat pembedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan  karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Isu gender membuat ruang gerak perempuan tidak seluas laki-laki dalam kehidupan  bermasyarakat ataupun kehidupan berumah tangga. Perempuan sering digolongkan sebagai makhluk nomor dua setelah laki-laki, baik itu diranah domestik ataupun public yang termasuk dalam ranah keluarga, pendidikan, politik, ataupun ketenagakerjaan. Hal itu sudah menjadi bentuk pemikiran yang sudah tertanam sejak lama pada kultur budaya masyarakat atau bisa disebut dengan budaya patriarki.  Adanya perbedaan antar...