Bulan Ramadan Menurut Para Ulama Tauhid Ahlussunnah Wal Jamaah
Oleh : Iqbal Nurramadhani (Anggota Bidang Eksternal PMII STAI HAS)
Bulan
Ramadan, bulan yang penuh keberkahan dan keutamaan, merupakan momen yang tepat
untuk mendalami ketauhidan berdasarkan ajaran yang terdapat dalam hadist-hadist sahih. Hadist-hadist ini memberikan panduan
yang jelas bagi umat Islam dalam memperdalam pemahaman mereka tentang hubungan
dengan Sang Pencipta.
Salah
satu hadist
yang menjadi pedoman dalam memahami ketauhidan adalah hadist Qudsi yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim, di mana Allah SWT berfirman, "Aku adalah
Jauhari yang tersembunyi, maka Aku menciptakan makhluk agar mengenal-Ku."
Hadis ini menggambarkan betapa pentingnya manusia untuk mengenal dan menyadari
keberadaan Allah sebagai Pencipta dan Tuhan yang Maha Esa.
Selain
itu, hadis tentang pentingnya membaca Al-Quran juga menekankan pada ketauhidan.
Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik di antara kamu adalah orang yang
mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya." Dalam bulan Ramadhan, membaca
dan merenungkan ayat-ayat suci Al-Quran menjadi amalan yang dianjurkan untuk
memperdalam pemahaman tentang ketauhidan.
Hadis-hadis
ini, bersama dengan banyak hadis sahih lainnya, memberikan landasan yang kokoh
bagi umat Islam untuk mendalami ketauhidan dalam bulan suci Ramadan. Dengan
merujuk pada ajaran Rasulullah SAW dan mengamalkannya dalam ibadah dan
kehidupan sehari-hari, umat Islam dapat memperkuat hubungan mereka dengan Allah
SWT dan menapaki jalan menuju keberkahan dan keselamatan.
Bulan
Ramadan, dalam pandangan para ulama tauhid Ahlussunnah wal Jamaah, adalah salah
satu waktu yang paling dihormati dan dimuliakan dalam agama Islam. Berikut
adalah beberapa kutipan dari kitab-kitab para ulama yang menggambarkan
pentingnya Bulan Ramadan dalam perspektif tauhid :
1. Imam
al-Ghazali dalam karyanya "Ihya Ulumuddin" menyatakan, "Bulan
Ramadan adalah waktu di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka
ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Ini adalah waktu yang dihiasi dengan
rahmat dan ampunan dari Allah SWT."
2. Imam
Nawawi dalam "Riyadhus Shalihin" menjelaskan, "Bulan Ramadan
adalah kesempatan bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui
puasa, shalat, dan amal ibadah lainnya. Hal ini merupakan bukti cinta dan
ketaatan yang sejati kepada Tuhannya."
3. Imam
Ibn Hajar al-Asqalani dalam "Fathul Bari" menggambarkan, "Bulan
Ramadan adalah bulan di mana Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan dari petunjuk-petunjuk yang ada dalam agama Islam. Oleh karena
itu, umat Islam diwajibkan untuk membaca Al-Quran dan menghayatinya selama
bulan ini."
4. Imam
Ibn Taymiyyah dalam "Majmu' al-Fatawa" menekankan, "Bulan Ramadan
adalah waktu yang tepat bagi umat Islam untuk memperbaiki hubungan mereka
dengan Allah SWT dan sesama manusia. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan
dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk dosa dan perilaku yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam."
Kesimpulan
bahwa Bulan Ramadhan memiliki makna yang
sangat penting dalam ajaran tauhid Ahlussunnah wal Jamaah. Ini adalah waktu yang
penuh rahmat dan ampunan, di mana umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan
ibadah dan ketaatan mereka kepada Allah SWT serta meningkatkan hubungan mereka
dengan sesama manusia.
Komentar
Posting Komentar