Semangat dan Komitmen Perempuan Dalam Memajukan Peradaban
Oleh : Putri Mailani (Anggota KOPRI STAI Haji Agus Salim) Pembahasan tentang perempuan selalu menarik, bukan hanya pada masa sekarang, tetapi sudah sejak zaman Yunani kuno, para filsuf terkenal telah mengangkat isu perempuan. Sebagai contoh, Aristoteles meyakini bahwa perempuan memiliki status yang sama dengan hamba sahaya. Socrates bahkan berpendapat bahwa dua teman yang setia harus sanggup 'meminjamkan' istri mereka kepada teman mereka itu. Diskusi semacam itu berlangsung dalam waktu yang sangat lama dan kemudian menjadi tradisi yang terdalam di masyarakat bahwa wanita berada di posisi kedua setelah laki-laki. Pada zaman dahulu, bayi perempuan sering kali dikubur hidup-hidup karena dianggap sebagai sesuatu yang memalukan bagi keluarga. Di situasi yang berbeda, wanita juga digunakan sebagai jaminan dalam pembayaran hutang atau bahkan diberikan sebagai hadiah kepada seseorang yang berkunjung. Di masa sebelum penyebaran Islam, perempuan tidak memiliki hak atas harta wari